Halaman
BAB
4
Berprestasi Demi
Keunggulan Bangsa
Siapapun pasti berkeinginan untuk meraih prestasi tinggi dalam
kehidupannya. Berprestasi dapat dir
aih dalam bidang apapun
sesuai bidang yang digeluti. Bangsa Indonesia dewasa ini sangat
membutuhkan orang maupun lembaga yang berprestasi bukan
hanya di tingkat nasional tetapi
juga pada tingkat internasional.
Prestasi ini akan menunjukkan pada dunia bahwa bangsa Indone
sia pun
mampu bersaing dalam segala bidang dengan negara-negara
lain di dunia. Un
tuk mencapai prestasi tersebut dibutuhkan
manusia-manusia I
ndonesia yang mau bekerja keras dan cerdas
dalam menuntut ilmu. Dia senantiasa melakukan inovasi-inovasi,
mengasah kemampuan menuju profesionlitas, dan sebagainya.
Apakah yang dimaksud pr
estasi? Bagaimana caranya untuk meraih
prestasi? Apa saja prestasi yang dapat dipersembahkan
untuk bangsa
dan negara? Simak baik-baik uraian Bab 4 ini.
Kata Penting
- Prestasi diri - Kognitif (IQ) - Pot
ensi diri
-
Afektif (EQ)
-
Keunggulan bangsa
-
Kecer
dasan beragama (SQ)
-
Kecerdasan majemuk
-
Otoritatif
Gambar 4.1 Sumber daya manusia yang unggul diperlukan untuk menunjang
pembangunan bangsa.
Sumber: www.kompascybermedia.com
1. Siswa mampu
menjelaskan
pentingnya
prestasi
diri bagi
keunggulan
bangsa.
2. Siswa mampu
mengenal
potensi
diri untuk
berprestasi
sesuai
kemampuan.
3. Siswa mampu
menampilkan
peran serta
dalam
berbagai
aktivitas untuk
mewujudkan
prestasi
diri sesuai
kemampuan
demi
keunggulan
bangsa.
Tujuan
Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX SMP
64
PETA KONSEP
Berprestsi
Potensi positif diri
Potensi negatif diri
Faktor pendukung
Faktor penghambat
Tidak patah semangat
Fokus pada satu bidang
Tentukan target
Berlatih terus-menerus
Tawakal
Tekun, kerja keras & cerdas
Tidak disiplin
Tidak menentukan tujuan, target
Mudah patah semangat
Gengsi
Malas
65
Bab 4 Berprestasi Demi Keunggulan Bangsa
A.
Pentingnya Prestasi Diri bagi Keunggulan Bangsa
Perlu diketahui bahwa bangsa Jepang sampai abad ke-18, bukanlah
apa-apa. Saat itu bangsa Jepang tidak memiliki prestasi apapun yang bisa
dibanggakan. Akan tetapi, setelah dicanangkannya Restorasi Meiji pada
abad ke-19, Jepang mulai menunjukkan prestasinya sebagai bangsa yang
gigih dan tidak mudah menyerah. Bangsa Jepang banyak belajar dari
prestasi bangsa lain, taat pada adat-istiada
t tradisional, dan melakukan
inovasi-inovasi. Bangsa Jepang yang miskin sumber daya alam serta hancur
dan porak-poranda akibat perang melaw
an pasukan Sekutu, dalam kurun
waktu tiga abad bisa bangkit dan maju di segala kehidupan. Mampukah
bangsa Indonesia menyamai prestasi bangsa Jepang tersebut?
Sebenarnya apa itu prestasi? Menurut Elly Risman, psikolog dari
Club Buah Hati, prestasi adalah perwujudan dari bakat dan kemampuan.
Bakat merupakan kemampuan bawaan yang berupa potensi. Namun, walau
potensi ini sudah ada di dalam diri, tetap butuh latihan dan pengembangan
terus-menerus. Jika bakat tidak dilatih dan dikembangkan, maka tidak
mendatangkan manfaat apa pun pada orang yang memilikinya.
Kemampuan merupakan daya atau kesanggupan melakukan suatu
tindakan. Kemampuan ini didapat dari hasil pembawaan dan latihan.
Kenyataannya, walau seorang anak memiliki bakat dan kemampuan,
tidak mudah membuat seorang anak berprestasi.
Gambar 4.2 Pembalap muda Daniel Pedrosa juara
seri M
oto GP.
Sumber: www.kompascybermedia.com
“Banyak kenyataan di luar diri anak yang
membuat kedua hal itu tidak muncul. Kenyataan
paling jelas adalah kenyataan di keluarga,
kenyataan di media, dan kenyataan di sekolah,”
kata Elly di tengah seminar Club Buah Hati
bertajuk “Mengantar Anak Berprestasi dengan
Cara Menyenangkan”, di Multi Function Room
Graha Niaga.
Kenyataan-kenyataan itu harus dilihat secara
keseluruhan. Misalnya di rumah, bila setiap
hari sang anak mendapatkan gizi yang baik dan
rangsangan yang tinggi dari keluarganya, anak
bisa berkembang dengan cepat dan cerdas. Namun, di sisi lain ada orang
tua yang menuntut segala sesuatu dengan standar tinggi yang begitu
tingginya sampai tidak satu pun anak bisa menjangkaunya. Anak tidak
diberi kesempatan untuk sekali-kali merasakan hal-hal di bawah standar
yang ditetapkan. Jika prestasi anak di bawah standar, mereka selalu hanya
dimarahi saja bukan dibesarkan hatinya untuk semakin lebih baik.
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX SMP
66
Hal lain yang membuat anak tidak berprestasi, yaitu sikap orang tua
yang membiarkan anak mengonsumsi seluruh sajian yang ditayangkan
di media. Sajian seperti di televisi atau komik memang sangat menarik
bagi anak, namun tidak semua informasi itu sehat dan dibutuhkan anak.
Akibatnya, anak mengetahui banyak hal yang belum pantas. Orang
tua lupa dia tidak punya kemampuan mengontrol seluruh materi yang
ditampilkan di media.
Di sekolah, anak juga mendapatkan kenyataan
yang membuatnya sulit berprestasi. Misalnya,
materi pembelajaran dan cara penyampaian tidak
menarik. Hal ini terjadi karena guru tidak paham
tentang perkembangan anak. Gaya komunikasi
guru tidak sesuai dengan anak-anak. Selain itu,
buku dan alat peraga yang digunakan tidak bisa
memenuhi rasa ingin tahu dan kemampuan
anak.
Lalu, bagaimana menyelenggarakan
pendidikan yang menyenangkan bagi anak
sehingga anak bisa berprestasi? “Ada tiga C yang
harus diperhatikan, yakni children (anak), content
(materi), dan context (situasi),” kata Elly.
Gambar 4.3 Belajar meraih cita-cita.
Sumber: www.kompascybermedia.com
Menurut Elly, orang tua dan guru harus menyadari setiap anak
merupakan pribadi yang unik dan berbeda satu dengan yang lain.
Perbedaan ini terjadi karena setiap anak mempunyai bakat, kemampuan
dan kebutuhan yang berbeda. Setiap anak pastilah mempunyai salah
satu dari sembilan kecerdasan yang diberikan Tuhan. Bahkan, ada juga
anak yang memiliki lebih dari satu kecerdasan. Kecerdasan itu adalah
kecerdasan linguistik, matematika-logik
a, ruang-visual, musik, naturalis,
interpersonal, intrapersonal, kemampuan olah tubuh, dan spiritual.
“Selain itu, ada beberapa potensi yang bisa dikembangkan anak,
seperti fisik, iman, akhlak, ibadah, emosi, sosial, mental, dan keterampilan.
Biarkan anak mengembangkannya seperti keinginannya, jangan
kembangkan seperti keinginan orang tua. Orang tua hanya mengarahkan
saja,” kata Elly.
Begitu juga dengan materi yang akan disampaikan pada anak. Materi
harus yang dibutuhkan anak, bukan yang diinginkan orang tua. Namun
demikian, materi itu juga harus disesuaikan dengan perkembangan anak,
kemampuan, dan bakat anak.
Perlakuan yang tepat dan materi yang sesuai tidak akan mempunyai
efek yang positif jika tidak disampaikan pada situasi yang tepat. “Ada
tiga cara penyampaian yang efektif, yakni dengan bermain, bernyanyi,
dan bercerita. Tidak ada salahnya sesekali kita meninggalkan status kita
67
Bab 4 Berprestasi Demi Keunggulan Bangsa
sebagai orang tua. Kita bisa juga sekali-sekali
berubah menjadi badut, tukang sulap, ilmuwan,
atau sahabat bagi anak kita,” ujar Elly.
Satu yang harus dipahami orang tua,
prestasi anak bukanlah prestasi untuk or ang
tuanya. Prestasi itu untuk diri anak
itu sendiri.
Orang tua cukup mengarahkan
dengan benar
dan membantu anak
dengan cara-cara
yang disukai anak. Bukan dengan hukuman
atau omelan y
ang bisa merusak hubungan
harmonis
anak dengan orang tua. Keberhasilan
anak tidak saja dari usaha yang dilakukan
anak, tetapi juga tergan
tung pada orang tua
dan lingkungan di sekitar
nya. (ARN-www//
kompas.com)
Gambar 4.4 Ribuan calon mahasiswa sedang
meng
ikuti tes SPMB.
Sumber: www.kompascybermedia.com
B.
Mengenal Potensi Diri untuk Berprestasi Sesuai Ke-
mampuan
Kamu akan bangga jika di sekitarmu terdapat orang-orang yang
berprestasi dalam suatu bidang tertentu. Kamu pun barangkali
berkeinginan meraih prestasi seperti mereka. Perasaan seperti itu
sangatlah wajar dan memang harus menjadi cita-citamu dari mulai
sekarang. Prestasi dapat diraih oleh siapapun dan dalam bidang
apapun. Banyak contoh atau kisah orang-or
ang berprestasi dan sukses
dalam olahraga, sains, bisnis, profesi,
dan lain-lain.
Gambar 4.5 Republik BBM, sindiran terhadap
pemerintah.
Sumber: www.kompascybermedia.com
Sebenarnya pada era modern seperti sekarang
ini, sangat mudah bagi seseorang mendapatkan
informasi tentang orang-orang terkenal dan masih
berusia muda. Mereka sukses dalam karir, bisnis,
profesi, dan bidang-bidang lainnya. Kesuksesan
mereka memang ditunjang oleh pendidikan yang
relatif semakin bagus, kemampuan diri yang
terus berkembang, serta tentu saja peluang yang
semakin terbuka di berbagai bidang, terutama
pada bidang teknologi informasi dan komunikasi
(IT-information technology).
Dari semua kisah orang-orang sukses tersebut
mereka meraihnya dengan penuh kerja keras,
jatuh-bangun, hidup perih dan prihatin. Mereka
tidak jarang dihadapkan pada banyak kendala
sejak awal yang mengakibatkan ambruknya
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX SMP
68
mental, hilangnya kepercayaan diri, dan hancurnya bisnis. Sukses yang
mereka raih telah ditebus dengan berbagai pengorbanan. Tidak ada orang
yang sukses dalam hidup karena hidup santai, selalu berpikir negatif,
dan tidak disiplin.
Peran orang tua sangatlah besar dalam mendidik anak-anaknya.
Dengan pola asuh yang tepat mereka diharapkan dapat berprestasi tinggi.
Pola asuh yang tepat, menurut DR. M. Enoch Markum, Dosen Psikologi
UI, yang dikutip dari Majalah Intisari The Online, adalah dengan pola
otoritatif, bukan pola otoriter maupun pola serba boleh (permisif ).
Mengutip pendapat D. Baumrind, dengan
pola asuh otoritatif orang
tua akan menerapkan kendali yang tinggi pada anak. Ia pun menuntut
prestasi tinggi, tapi dibarengi sikap demokratis dan kasih sayang yang
tinggi pula. Pola asuh model ini kuat dalam kontrol dan pengawasan, tetapi
tetap memberi tempat bagi pendapat anak. Pola asuh inilah yang menurut
DR. Enoch sebagai pendukung seorang anak berprestasi tinggi. Berbeda
dengan pola asuh otoriter yang mana orang tua sangat menanamkan
disiplin dan menuntut prestasi tinggi pada anaknya. Hanya sayang orang
tua tidak memberikan kesempatan pada anak untuk mengungkapkan
pendapat, sekaligus menomorduakan kebutuhan anak.
Kebalikan dari pola asuh otoriter adalah permisif. Dalam golongan
ini orang tua bersikap demokratis dan penuh kasih sayang. Namun, di
sisi lain kendali orang tua dan tuntutan berprestasi terhadap anak itu
rendah. Anak dibiarkan berbuat sesukanya tanpa beban kewajiban atau
target apa pun.
Mendidik anak di zaman serba kompleks
nilai seperti sekarang memang sangat dilematis.
Ditangani dengan tangan besi, bisa bisa ngambek.
Kalau serba boleh, anak jadi manja dan semau
gue. Lewat disertasinya, Dr. M. Enoch Markum
membuktikan, pola asuh otoritatif sangat efektif
untuk menunjang anak berprestasi tinggi. Apa
kelebihan pola asuh ini?
Dalam satu kasus dikisahkan, sejak menikah,
Anna (bukan nama sebenarnya) punya obsesi
mempunyai anak yang cerdas. Maka, ketika
hamil, ia sangat memanjakan janin dalam
Gambar 4.6 Seseorang yang sedang menulis
merangk
ai harapan.
Sumber: Repro Image Bank
kandungannya. Setiap hari ia mengonsumsi makanan bergizi, bervariasi,
dan seimbang, plus melahap berbagai makanan tambahan.
Sementara itu, Ibu Siska merasa cemas, anak perempuannya yang
duduk di kelas I SD sering kedodoran dan selalu mendapat angka merah
untuk setiap mata pelajaran ilmu pasti y
ang banyak dihantui murid itu.
69
Bab 4 Berprestasi Demi Keunggulan Bangsa
Maka ia pun mendatangkan guru di rumah untuk memberikan pelajaran
tambahan demi mendongkrak nilai-nilai ilmu pasti anaknya yang hampir
selalu jelek.
Kedua ibu itu hanya sedikit contoh dari hampir setiap orang tua
yang memiliki keinginan dan harapan yang besar agar anak-anaknya
tumbuh menjadi anak cerdas dan berprestasi tinggi di sekolah. Dalam
contoh, ibu yang satu melakukan pendekatan dengan menekankan asupan
gizi yang baik sejak dini. Adapun ibu yang lain dengan menambah
porsi belajar melalui pemberian pelajaran tambahan. Namun, hal yang
juga patut dicatat, prestasi di sekolah,
juga yang lebih penting nantinya
prestasi dalam karir ataupun dalam kehidupan bermasyarakat, sangat
tergantung pada bagaimana orang tua menerapkan pola asuh yang tepat
buat anak-anaknya.
Untuk sampai pada kesimpulan akhir pola asuh mana yang paling
efektif, Enoch yang mantan ketua Jurusan Psikologi Sosial Fakultas Psikologi
UI, 1984 – 1986, itu mengumpulkan subjek penelitian dan membaginya
ke dalam dua kategori. Kelompok pertama adalah mahasiswa berprestasi
tinggi. Golongan ini adalah mahasiswa yang dinyatakan sebagai juara I
dan atau juara II dalam pemilihan mahasiswa berprestasi utama tingkat
nasional tahun 1996 dan 1997. Ia paling tidak duduk di semester VI
dengan minimal indeks prestasi kumulatif 2,75. Kelompok kedua adalah
mahasiswa berprestasi rendah. Di dalam kategori ini adalah mahasiswa
yang tercatat tidak mengikuti pemilihan mahasiswa berprestasi utama
tingkat perguruan tinggi, karena indeks prestasi kumulatif mereka pada
semester VI kurang atau sama dengan 2,00.
Dari hasil penelitian tersebut Enoch akhirnya menyimpulkan, pola
asuh otoritatif akan mendorong pembentukan sifat kerja keras, disiplin,
komitmen, prestatif, mandiri, dan realistis pada individu. Sementara sifat
yang paling besar kontribusinya bagi tinggi-rendahnya prestasi adalah
sifat disiplin.
Ruang tawar-menawar
Lalu, bagaimana mene rapkan pola asuh yang prospektif itu? Menurut
man
tan Direktur Kemahasiswaan Dirjen Dikti Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan ini, pola asuh otoritatif bisa dilakukan sejak dini.
Misalnya saja dengan memberi target belajar, taruhlah dua atau tiga jam
setiap hari. Kalau ini sudah disepakati antara orang tua dan anak, maka
penerapannya terserah pada anak, mau dihabiskan dua jam sekaligus atau
dibagi dua menjadi sejam sejam. Atau barangkali anak mau menonton
dulu acara TV kesukaannya. Bisa juga anak ingin pergi berenang sore
hari dan baru mengerjakan PR malam harinya. “Dalam hal ini orang tua
pun bisa memenuhi keinginannya asalkan janji anak untuk belajar dan
mengerjakan PR tetap dilakukan,” katanya.
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX SMP
70
Dalam ilustrasi itu tampak bahwa pola
ototritatif memberi ruang tawar-menawar
antara orang tua dan anak. Orang tua bersedia
mendengarkan keinginan anak, sementara anak
tetap diberi suatu target yaitu belajar. Pada
praktiknya, pola asuh ini juga memberikan
“pendidikan” pada orang tua, misalnya mereka
yang mendidik secara otoriter. Soalnya, ia
harus belajar mengendalikan diri untuk tidak
memaksakan kehendak dan siap bertukar pikiran
dengan anak. Begitu pun orang tua yang selama
ini permisif. Ia harus berani memberi batasan
dan target yang realistis.
Gambar 4.7 Menuai prestasi harus diperjuangkan.
Sumber: Repro Image Bank
Hanya perlu diingat, penerapan berbagai aturan itu tidak bisa
disamaratakan. Aturan keluarga yang
satu tidak bisa diterapkan begitu
saja pada keluarga lain. Karena itu segala aturan yang akan diberlakukan
sebaiknya dibicarakan dan disepakati lebih dulu antara orang tua dan
anak. Kepekaan orang tua terhadap kebutuhan dan perasaan anak menjadi
salah satu unsur sentral dalam pola as
uh otoritatif. “Jangan sampai terjadi
semua orang ada di rumah, tetapi tak ada komunikasi dan sibuk dengan
dunianya sendiri. Ayah baca koran, ibu sibuk di dapur, sementara anak
diam menonton televisi” tandas Enoch. Karena itu, menurut dia, kegiatan
bersama menjadi teramat penting. Misalnya, makan malam bersama
atau nonton TV bareng. Di situlah orang tua bisa menyerap keinginan
si anak.
Untuk melatih kepekaan terhadap kebutuhan orang lain, Enoch
menyarankan para orang tua mengikuti pelatihan kepekaan (
sen sitiveness
training) seperti yang kini tengah digalakkan di New York. Di banyak kota
besar di Amerika orang merasa hanya berupa “nomor”, tanpa sentuhan
kemanusiaan yang memadai.
Dalam kacamata Enoch, untuk bisa menerapkan pola asuh ini idealnya
orang tua memiliki latar belakang pendidikan yang memadai. Pasalnya,
pola asuh model ini membutuhkan penalaran tertentu. Tidak bisa asal
larang. Orang tua harus bisa menjelaskan mengapa ia melarang sesuatu
atau memberi target tertentu secar
a rasional. Ini untuk menghindarkan
debat kusir atau anggapan anak bahwa orang tuanya cerewet lantaran asal
larang. Enoch pun menepis anggapan bahwa anak belum bisa menerima
penjelasan yang masuk akal. “Justru itu persepsi orang tua yang salah
lantaran selalu menganggap anak masih kecil sehingga tidak perlu diajak
berembug soal apa pun,” katanya.
Keberhasilan pola asuh otoritatif harus pula ditunjang oleh peranan
para guru di sekolah. Idealnya, pola asuh di rumah dan pembinaan
para guru di sekolah tidak jauh berbeda. Sebab, sekolah merupakan
71
Bab 4 Berprestasi Demi Keunggulan Bangsa
lingkungan kedua setelah rumah, yang dapat membentuk sifat seseorang.
Enoch memberi contoh, Dr. H. Arief Rachman, M.Pd., kepala sekolah
SMA IKIP Jakarta (Lab School), sekaligus dosen luar biasa di Fakultas
Psikologi UI, ia anggap sebagai guru “ideal”. “Beliau tahu persis siapa
muridnya,” katanya. Menurut Enoch, Arief Rachman tahu jika si A,
misalnya, suka dijemput ibunya sepulang sekolah. Ketika dilihatnya si
A belum pulang, ia akan bertanya, “Belum dijemput ibu, ya?” Atau si
B yang pernah mengeluh kesulitan dalam matematika. Saat bertemu, ia
akan bertanya, “Bagaimana dengan masalah matematikanya?”
Ibu Pegang peranan
Agaknya, bila pola asuh otoritatif ini
dilakukan, peranan ibu sangatlah besar dalam
menanamkan kebiasaan yang baik. “Bukannya
ayah tidak berperanan tetapi peran ibu lebih
nyata,” jelas bapak tiga putri yang semuanya
sarjana sastra itu. Coba perhatikan saja betapa
ibu lebih peduli dengan tetek-bengek sehari-hari.
Mulai dari soal gosok gigi, ganti baju, menaruh
sepatu di rak, kemudian makan sepulang sekolah.
Jadi, ibulah yang lebih banyak peranannya
dalam menanamkan segala tindakan yang nyata
sehari-hari, termasuk juga cuci tangan sebelum
makan, cuci kaki sebelum tidur, dan kebiasaan
lain. Kalau kebiasaan-kebiasaan yang baik seperti
gosok gigi, cuci tangan sebelum makan, cuci
kaki sebelum tidur terus-menerus ditanamkan
lama-kelamaan akan terbentuk sifat bersih. Sifat
ini akan melekat, bahkan bisa menjadi aktif
Gambar 4.8 Menanamkan prestasi.
Sumber: Repro Image Bank
dalam bentuk mengoreksi atau paling tidak mempertanyakan mengapa
orang lain tidak melakukan hal seperti dia dalam soal kebersihan. Melalui
penanaman kebiasaan ini pun kedisiplinan bisa ditanamkan karena
kedisiplinan juga merupakan produk kebiasaan. Misalnya, kebiasaan
menyeberang jalan pada tempatnya, tepat waktu dalam berjanji, atau
antre ketika membeli karcis di loket. Berhubung pembentukan sifat itu
merupakan proses yang memerlukan waktu, maka kebiasaan-kebiasaan
baik itu idealnya mulai ditanamkan sejak dini.
Dengan bertambahnya umur dan penalaran, anak akan makin
menyadari, misalnya manfaat gosok gigi pada waktunya, mencuci kaki
sebelum tidur, mencuci tangan sebelum makan. Bagaimana besarnya
peranan ibu, penyandang Satya Lencana Penegak ‘66 itu mengambil contoh
kesuksesan negara Jepang. Menurut dia, sukses Negeri Sakura itu adalah
sukses anak-anak di bawah didikan ibu Jepang yang amat peduli pada
pendidikan anak. Kaum ibu di Jepang bukan hanya sibuk di dapur, tetapi
mereka juga aktif terlibat dalam proses pendidikan anak-anaknya.
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX SMP
72
Demikian besar pelibatan diri ibu di Jepang sampai-sampai mereka
rela tidak menonton TV. Tetapi justru ikut bersekolah pada “sekolah
untuk ibu”, membantu pekerjaan rumah anaknya, dan bila diperlukan
mencari pekerjaan paruh waktu untuk membiayai les tambahan anaknya.
Ibu yang seperti ini di sana dijuluki sebagai kayoiku mama, ibu pendidik.
Ibu yang bekerja atau berkarir, menurut Enoch, pun tidak ada masalah.
“Yang penting harus ada komunikasi. Ibu bisa saja mengecek kebutuhan
anak lewat telepon. Bukankah sekarang eranya komunikasi canggih, ada
handphone?” jelas pria kelahiran Cirebon tahun 1942 ini.
Enoch Markum mengakui beratnya tantangan yang harus dihadapi para
orang tua di zaman sekarang, lebih-lebih di kota kota besar. Karena itu tak
ada salahnya bila orang tua juga ikut “belajar” dan mengembangkan diri
secara informal dengan bertukar pikiran dan pengalaman antarsesama orang
tua, atau secara formal mengikuti Parent Effectivness Training. Berikut
merupakan Tabel Pola Asuh Orang Tua Menurut D. Baumrind.
Tabel Pola Asuh Orang Tua menurut D. Baumrind
Perilaku
Pola asuh
Kendali orang tua
Sikap Demokratis
Tuntutan
berprestasi
Kasih sayang
Tinggi
Rendah
Tinggi
Rendah
Tinggi
Rendah
Tinggi
Rendah
Otoriter
Otoritatif
Permisif
V
V
V
V
V
VV
V
V
V
V
V
Pola asuh otoritatif yang dikemukakan DR. Enoch Markum tentu
bukan hanya dalam kerangka bagaimana anak dapat berprestasi optimal
secara akademik saja. Akan tetapi, juga dalam sikap, keterampilan, dan
beribadah kepada Tuhan untuk menjalankan kewajiban beragama. Prestasi
yang bersifat menyeluruh (holistik) inilah oleh Dr. Andyda Meliala disebut
kecerdasan majemuk, diyakini akan membawa seseorang berprestasi
secara lengkap dan utuh. Lebih jauh, Dr. Andyda Meliala menguraikan
tentang kecerdasan majemuk yang dimaksud.
Sebagai orang tua masa kini, kita seringkali menekankan agar anak
berprestasi secara akademik di sekolah. Kita ingin mereka menjadi juara
dengan harapan ketika dewasa mereka bisa memasuki perguruan tinggi
yang bergengsi. Kita sebagai masyarakat mempunyai kepercayaan bahwa
sukses di sekolah adalah kunci untuk kesuksesan hidup di masa depan.
Pada kenyataannya, kita tidak bisa mengingkari bahwa sangat
sedikit orang-orang yang sukses di
dunia ini yang menjadi juara di masa
sekolah. Bill Gates (pemilik Microsoft), Tiger Wood (pemain golf ) adalah
beberapa dari ribuan orang yang dianggap tidak berhasil di sekolah tetapi
menjadi orang yang sangat berhasil di bidangnya. Kalau IQ ataupun
prestasi akademik tidak bisa dipakai untuk meramalkan sukses seorang
73
Bab 4 Berprestasi Demi Keunggulan Bangsa
anak di masa depan, lalu apa? Kemudian, apa yang harus dilakukan
orang tua supaya anak-anak mempunyai persiapan cukup untuk masa
depannya? Jawabannya adalah berprestasi dalam kecerdasan majemuk
(Multiple Intelligence), dan bukan hanya prestasi akademik. Kemungkinan
anak untuk meraih sukses menjadi sangat besar jika anak dilatih untuk
meningkatkan kecerdasannya yang majemuk itu.
9 jenis kecerdasan
Dr. Howard Gardner, peneliti dari Harvard, pencetus teori Multiple
I
ntelligence mengajukan 8 jenis kecerdasan yang meliputi (saya memasukkan
kecerdasan spiritual walaupun masih diperdebatkan kriterianya):
1. cerdas bahasa – cerdas dalam mengolah
kata;
2. cerdas gambar – memiliki imajinasi
tinggi;
3. cerdas musik–cerdas musik, peka terhadap
suara dan irama;
4. cerdas tubuh – terampil dalam mengolah
tubuh dan gerak;
5. cerdas matematika dan logika – cerdas
dalam sains dan berhitung;
6. cerdas sosial – kemampuan tinggi dalam
membaca pikiran dan perasaan orang
lain;
7. cerdas diri – menyadari kekuatan dan
kelemahan diri;
8. cerdas alam – peka terhadap alam
sekitar;
9. cerdas spiritual – menyadari makna eksistensi
diri dalam hubungannya dengan pencipta
alam semesta.
Gambar 4.9 Bermusik membentuk kecerdasan.
Sumber: Repro Image Bank
Membangun seluruh kecerdasan anak adalah ibarat membangun
sebuah tenda yang mempunyai beberapa tongkat sebagai penyangganya.
Makin sama tinggi tongkat-tongkat penyangganya, makin kokoh pulalah
tenda itu berdiri. Untuk menjadi sungguh-sungguh cerdas berarti memiliki
skor yang tinggi pada seluruh kecerdasan majemuk tersebut. Walaupun
sangat jarang seseorang memiliki kecerdasan yang tinggi di semua bidang,
biasanya orang yang benar-benar sukses memiliki kombinasi 4 atau 5
kecerdasan yang menonjol.
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX SMP
74
Albert Einstein, terkenal jenius di bidang
sains, ternyata juga sangat cerdas dalam bermain
biola dan matematika. Demikian pula Leonardo
Da Vinci yang memiliki kecerdasan yang luar
biasa dalam bidang olah tubuh, seni, arsitektur,
matematika, dan fisika.
Penelitian menunjukkan bahwa faktor
genetik saja tidak cukup bagi seseorang
untuk mengembangkan kecerdasannya secara
maksimal. Justru peran orang tua dalam
memberikan latihan-latihan dan lingkungan
yang mendukung jauh lebih penting dalam
menentukan perkembangan kecerdasan seorang
Gambar 4.10 Sumpah pelajar antikorupsi.
Sumber: www.wikipedia.com
anak. Jadi, untuk menjamin masa depan anak yang berhasil, kita tidak
bisa menggantungkan pada sukses sekolah semata. Ayah ibu harus
berusaha sebaik mungkin untuk menemukan dan mengembangkan
sebanyak mungkin kecerdasan yang dimiliki oleh masing-masing
anak.
Bangsa Indonesia dewasa ini sangat membutuhkan or ang-orang
yang berprestasi dalam segala bidang. Mereka diharapkan mampu
membawa Indonesia keluar dari berbagai persoalan dan krisis bangsa.
Misalnya, seperti masalah kemiskinan, pengangguran, buruknya kesehatan
masyarakat di banyak daerah,
sarana pendidikan yang memprihatinkan,
korupsi, merebaknya tindak asusila dalam masyarakat, dan penggunaan
obat-obat terlarang yang makin mengkhawatirkan.
Lebih jauh, prestasi anak bangsa itu nantinya untuk mengejar
ketertinggalan dalam berbagai bidang dengan negara-negara lain. Pemerintah
harus memiliki komitmen dan tekad yang kuat untuk menjadikan bangsa
Indonesia naik peringkat dari negara berkembang menjadi negara maju
dan modern. Pemerintah harus bertekad agar Indonesia sejajar dengan
bangsa-bangsa lain terutama di Asia.
“Berikut ini salah satu kisah yang menceritakan bagaimana perjuangan
seorang pemuda yang hendak menularkan ilmu yang dimilikinya kepada
anak-anak petani di desanya. Kisah ini membuktikan bahwa prestasi bisa
berwujud dalam bentuk pengabdian dan memberikan manfaat kepada
lingkungan masyarakat sekitar. Justru di sini ditunjukkan bagaimana
dengan bekal ilmu yang terbatas, ia memiliki keinginan yang kuat untuk
mencerdaskan anak-anak petani agar bisa paham terhadap bahasa Inggris
sebagai bahasa internasional.
Saat ini bahasa Inggris memang sudah masuk ke dalam kurikulum
sekolah dasar. Namun, mata pelajaran yang satu ini memang masih
asing di telinga murid-murid SD apalagi bagi murid SD yang berada di
pinggiran desa. Mendengar nama bahasa Inggris saja, anak-anak yang
75
Bab 4 Berprestasi Demi Keunggulan Bangsa
biasa disebut anak petani di kampung sudah membayangkan bahwa
pelajaran itu adalah mata pelajaran yang akan sulit dipelajari. Mereka
sering menyebutnya bahasa luar negeri.
CAKRAWALA
Kusmayadi Sasmita
(24), w a r g a K
ampung Arjasari RT 03/RW 06, desa/k
ecamatan
Arjasari ini memberanikan diri untuk membuka wawasan orang kampung terhadap
mata pelajaran yang sulit ini. Dia membuka suatu kelas privat bahasa Inggris secara
cuma-cuma untuk anak-anak petani kampung yang ber
ada di pinggiran D
esa Arjasari.
Kelas tersebut dibukanya sejak tiga bulan yang lalu dengan menggunakan
fasilitas
seadanya. Untuk ruang kelas dia menggunakan bale rukun warga yang usianya
sudah uzur
Bukan meja dan kursi yang ditempati murid-muridnya untuk belajar, tetapi murid belajar
dengan beralaskan anyaman tikar saja.
“Meskipun ngampar, yang terpenting anak-anak di kampung ini bisa menguasai
bahasa
Inggris. Minimal mengenal bahasa internasional ini,”ujar pemuda yang pernah
juga mengenyam
kursus Diroshah Quaran di LBSI Nur Al-Quaran Cimahi ini.
Biarpun dia tidak pernah mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, berbekal
pengetahuan berbahasa Inggris yang dipelajarinya di Aliyah Al-Huda, Pameungpeuk,
pemuda masjid ini berani menemui para petani untuk meminta izin agar anak mereka
bisa ikut les bahasa Inggris
secara gratis
. (TJ, 8/11/06).
Dewasa ini semakin banyak peluang bagi setiap orang untuk berprestasi
dan meraih hidup sukses dalam bidang olahraga, musik, sinetron, agama,
sains, dan bisnis. Seiring dengan semakin banyaknya stasiun televisi
dan media cetak yang mengudara dan terbit, terbuka peluang yang lebar
untuk berkarir maupun membuat karya-karya sinematografi, musik, berita
olahraga, hiburan, dan lain-lain. Begitu pula di bidang olahraga sepak
bola, bola basket, bulu tangkis baik menjadi pemain, pelatih maupun
yang lainnya dengan bayaran atau gaji yang menggiurkan.
Ajang pencarian bakat penyanyi profesional, pebulu tangkis,
modeling, dai, siswa berprestasi, merupakan peluang yang baik untuk
unjuk kemampuan bagi kalian dalam meraih prestasi tertinggi. Dalam
ajang tersebut, semua potensi diri kalian dipertaruhkan. Kalian jelas harus
memiliki rasa percaya diri yang tinggi, bakat yang unik dan bagus.
Persoalan awal yang kerapkali menghadang kita untuk meraih prestasi
dan kesuksesan, sebenarnya datang dari diri sendiri. Kok bisa? Di dalam
kehidupan sehari-hari tanpa disadari kita kerapkali menyepelekan diri kita
sendiri. Misalnya, kita melontarkan kata, “Saya tidak bisa!”, “Saya tidak
berbakat!”, “Lebih baik orang lain saja yang melakukannya, jangan saya!”,
“Apakah saya mampu melakukannya?”, dan serangkaian pernyataan
negatif lainnya. Pernyataan-pernyataan tersebut mulai sekarang harus
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX SMP
76
dibuang jauh-jauh jika kalian ingin berprestasi dan sukses. Alam bawah
sadar yang negatif tersebut akan memperlemah mentalitas dan tidak jarang
menjadi kenyataan sehingga ada ungkapan, “kalian adalah apa yang kalian
pikirkan.” Artinya, ketika kalian memandang diri kalian negatif maka
pandangan yang negatif tersebut biasanya menjadi kenyataan.
Potensi yang dimiliki setiap orang sangatlah luar biasa. Tuhan telah
menjadikan setiap manusia memiliki keunikan masing-masing. Manusia
diberi akal untuk berpikir dan berkreasi serta hati untuk membedakan
yang baik dan buruk.
Gambar 4.11 Finalis
menuju Liputan Enam,
ajang pencarian bak
at
presenter.
Sumber: www.
wik
ipedia.com
Buatlah rencana dan tetapkan tujuan serta
target prestasi yang ingin diraih oleh kalian
sesuai bidang yang kalian sukai. Jangan pernah
memilih bidang yang tidak kalian sukai, karena
hal itu pasti akan memberikan pengaruh buruk
di kemudian hari, seperti kalian tidak tekun dan
setengah-setengah dalam menjalani bidang yang
tidak kalian sukai tersebut. Sudah pasti karena
kalian menjalaninya setengah hati, hasilnya
pun tidak akan bagus. Malahan bisa jadi kalian
berhenti di tengah jalan alias tidak meneruskan
bidang yang tidak kalian sukai itu.
Gambar 4.12 Tes masuk AFI/Indonesian Idol/
melamar pekerjaan.
Sumber: www.wikipedia.com
Dalam kaitannya dengan bakat ini, kalian sebaiknya meminta
arahan kepada guru bimbingan dan konseling di sekolah kalian. Katakan
kepadanya bahwa kalian ingin mengetahui bakat dan minat dengan cara
mengikuti psikotes. Apapun hasil psikotes akan memberikan petunjuk
atau arahan bagi kalian tentang bakat dan permintaan yang sebaiknya
kalian ambil untuk ditekuni. Dengan cara seperti itu, peluang kalian untuk
77
Bab 4 Berprestasi Demi Keunggulan Bangsa
meraih prestasi tertinggi semakin besar. Parahnya, di sekolah-sekolah
tingkat dasar dan menengah di Indonesia memang masih sedikit penerapan
metode penelusuran minat dan bakat melalui psikotes, kecuali ketika akan
memasuki bangku perguruan tinggi (PT). Setelah itu, siapkan perangkat
untuk mencapai tujuan tersebut. Setelah itu, ubahlah cara memandang
diri kamu sendiri dari mulai sekarang dengan pandangan yang positif
dan penuh motivasi. Tanamkan dalam diri kata-kata motivasi berikut
berulang-ulang, seperti “Saya pasti bisa”, “Saya harus juara’; “Saya
adalah pemenang, bukan pecundang!”
Penetapan tujuan akan membantu kamu memetakan potensi yang
dimiliki olehmu. Setelah tujuan ditetapkan, tentukan pula waktu dan
target yang dibutuhkan, perangkat yang mesti disediakan, biaya yang
harus dikeluarkan, dan tahap-tahap proses yang akan dilalui dalam
mewujudkan tujuan tersebut. Tanpa tujuan yang jelas rasanya sangat
sulit bagi siapapun untuk meraih prestasi dalam bidang apapun.
CAKRAWALA
“Kompetisi Dibangun Sejak Dini”
Mempunyai anak berprestasi menjadi dambaan setiap orang tua. Namun, bagi sebagian orang,
mencetak anak berprestasi tidaklah mudah. Jangankan untuk menjadi nomor satu, untuk
ikut dalam “pertandingan” atau kompetisi saja banyak anak yang tidak bersemangat.
Bahkan, sebagian anak, yang sebenarnya dari sisi usia sudah cukup mengerti tentang
kewajibannya belajar, tetap harus didorong orang tua meski hanya sekadar mengerjakan
pekerjaan rumah, misalnya.
Menurut psikolog dari Universitas Indonesia, Lucia RM Royanto, memang ada anak-anak
yang sudah memiliki kesadaran pribadi akan kebutuhan untuk belajar. Kesadaran ini tidak
hanya untuk pelajaran di kelas, tetapi juga untuk semua hal. Misalnya, jika dia membaca
sebuah topik, dia akan mencari buku-buku apa pun yang berkaitan dengan topik itu. Dia baru
puas setelah mendapatkan semua informasi mengenai topik itu dari berbagai sudut.
Anak-anak seperti ini bisa dikatakan sebagai anak yang bisa mengatur dirinya sendiri untuk
belajar. Dia tahu kapan harus belajar, kapan harus berhenti, dan kapan tidak perlu belajar.
Anak seperti ini bukan berarti dia tipe anak yang kurang pergaulan lho,”kata Lucia.
Santai
Ada juga anak-anak yang lebih memilih untuk santai dan biasanya tidak mempunyai
kesadaran untuk berkompetisi. Ada juga anak yang menolak berkompetisi karena takut
menerima kekalahan atau khawatir dianggap terlalu berambisi oleh teman-temannya.
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX SMP
78
Menurut Lucia, kesadaran seperti ini bukan kesalahan anak semata karena kesadaran
untuk belajar merupakan kesadaran eksternal. Maksudnya, kesadaran ini harus ditanamkan
sejak kecil, terutama bagi anak-anak yang kebutuhan akan pencapaiannya rendah.
“Kesadaran ini ditanamkan sejak anak masih kecil, terutama pada awal masa sekolah.
Misalnya, orang tua selalu mendorong anak untuk belajar, orang tua selalu memeriksa
buku agenda dan memastikan anak mengerjakan semua tugasnya. Biasanya anak-anak
membutuhkan perhatian orang tua ketika dia duduk di kelas satu sampai tiga SD,” tutur
Lucia.
Sementara anak dengan usia yang lebih besar diharapkan kesadaran yang ditanamkan
tersebut sudah menjadi bagian internal dari dirinya. Dengan demikian, orang tua tidak perlu
lagi mengejar-ngejar anak untuk belajar. Namun, dalam praktiknya, ternyata sering kali
orang tua tidak konsisten sehingga kesadaran ini tidak tertanam dengan baik.
“Misalnya, orang tua hanya pada tahap awal saja menekankan anak untuk belajar,
setelah itu lupa. Jadi, tidak ada konsistensi dari orang tua. Selain itu, sebagian orang tua
juga sering membanding-bandingkan anaknya dengan anak lainnya. Ini menyakitkan hati
anak,” ujar Lucia.
Apabila orang tua ingin menumbuhkan rasa kompetisi pada anak, sebaiknya ajaklah anak
berkompetisi dengan dirinya sendiri.
“Katakan kepada anak, sebenarnya dia bisa asalkan lebih teliti atau lebih berkonsentrasi.
Ini jauh lebih baik dan bisa menumbuhkan rasa percaya dirinya. Dengan demikian, anak
mempunyai motivasi berprestasi, tidak peduli dengan segala macam cap teman-temannya
yang mungkin menyebut dia terlalu ambisius,” kata Lucia menegaskan.
Selain itu, orang tua sebaiknya juga mencari kelebihan dan kekurangan anak. Kelebihan
yang ada didorong semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan anak.
“Orang tua harus melihat realita dengan bijak, jangan terlalu tinggi meletakkan harapan
sehingga, ketika anak tidak bisa mencapainya, orang tua justru akan menekan anak. Orang
tua juga jangan meletakkan harapan terlalu rendah karena akibatnya anak tidak memiliki
daya juang,” ujarnya. (Fisik@net).
79
Bab 4 Berprestasi Demi Keunggulan Bangsa
Oleh karena itu, kenali, gali, dan asah terus potensi yang dimiliki
olehmu sehingga kelak kalian menjadi orang berprestasi dan mampu
memberikan manfaat bagi masyarak
at. Berprestasi tidak hanya menjadi
milik para olahragawan saja, tetapi juga bisa dicapai oleh siapapun
termasuk kalian. Tunjukkan bahwa kalian juga dapat berprestasi sesuai
keahlian dan kemampuan kalian, minimal di lingkungan sekitar kalian
atau yang lebih tinggi lagi, yaitu di tingkat nasional maupun internasional.
“Be the Best!” Itulah kata-kata yang selalu harus kalian tanamkan
dalam diri kalian setiap saat. Jadikanlah setiap aktivitas, setiap waktu,
dan kesempatan yang ada untuk menjadi yang terbaik bagi kalian dan
masa depan kalian.
C.
Peran Serta dalam Berbagai Aktivitas untuk Mewujud-
kan Diri Sesuai Kemampuan Demi Keunggulan Bangsa
Menjadi orang berprestasi merupakan dambaan
setiap orang. Kita tidak perlu membayangkan
bahwa berprestasi berarti kita harus seperti Liem
Sioe Liong, Andre Agassi, atau Susi Susanti.
Kita dapat berprestasi tinggi di bidang yang kita
tekuni sekarang.
Pemerintah memiliki komitmen yang tinggi
agar rakyat berprestasi pada bidangnya masing-
masing. Hal ini dengan jelas termaktub dalam
beberapa Pasal dalam UUD 1945 berikut.
1. Pasal 27 (2) : “Tiap-tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan”.
2. Pasal 28A: “Setiap orang berhak untuk
hidup serta berhak untuk mempertahankan
hidup dan kehidupannya”.
Gambar 4.13 Meraih prestasi.
Sumber: www.wikipedia.com
3.
Pasal 28 C (1) : “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan
dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni,
dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan kesejahteraan
umat manusia”.
4.
Pasal 28C : Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam
dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa dan negaranya”.
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX SMP
80
5. Pasal 28F : Setiap orang berhak untuk
berkomunikasi dan memperoleh informasi
untuk mengembangkan pribadi dan
lingkungan sosialnya, serta berhak
untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah, dan menyampaikan
informasi dengan menggunakan segala
jenis saluran yang tersedia.
6.
Pasal 28 H : Setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan mendapatkan lingkungan hidup yang
baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.
Landasan hukum tersebut menunjukkan
bahwa rakyat memiliki kebebasan penuh dalam
melakukan aktivitasnya selam tidak melanggar
hukum agama dan hukum positif negara atau
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Selain itu, rakyat memang memiliki hak terhadap
akses informasi, kesejahteraan, pendidikan, dan
kesehatan, serta perlindungan.
Terkait dengan hal itu, meraih prestasi
memang membutuhkan beberapa sy
arat, antara
lain:
1. tekun
2.
tidak mudah patah semangat alias gigih
3. melakukan pekerjaan atau aktivitas dengan
sepenuh hati;
4. tentukan prestasi yang ingin diraih dalam
bidang apa agar fokus, buat tar
get/
skedul dan langkah-langkah untuk
mencapainya, apa saja yang yang harus
dipersiapkan,
dan berdisiplinlah dengan
target yang telah dibuat;
5. tawakal (berusaha seoptimal mungkin,
berdoa, dan serahkan
hasilnya pada
keputusan Tuhan);
6. tanamkan pada diri, kata-kata yang memberi
motivasi dan semangat untuk mencapai
prestasi tersebut atau tempelkan foto orang-
orang yang berprestasi agar mereka selalu
menjadi inspirasi dalam meraih prestasi;
Gambar 4.14 Penari tradisional belajar tiada henti.
Sumber: www.wikipedia.com
Gambar 4.15 Belajar sejak dini menggapai cita-cita.
Sumber: www.wikipedia.com
Gambar 4.16 Seseorang sedang memperbaiki
komput
er salah satu simbol ketekunan dan kerja
keras.
Sumber: Repro Image Bank
81
Bab 4 Berprestasi Demi Keunggulan Bangsa
7. berlatih terus-menerus, mengasah kemampuan;
8. selalu belajar terus-menerus tiada henti untuk memperdalam
dan mengasah kemampuan di bidang/aktivitas yang kamu geluti
sekarang.
Dengan bekal seperti itu, kalian akan makin
terlatih dan akhirnya kelak menjadi seorang
profesional dan berprestasi pada bidang yang
kalian tekuni. Akan tetapi, perlu diingat bahwa
kalian jangan pernah mempunyai pikiran ingin
‘pindah jalur’ ke bidang atau aktivitas yang tidak
pernah kalian sukai dan bukan menjadi minat
atau hobi kalian. Karena hal itu akan membebani
pikiran kalian dan kelak kalian pasti menjalankan
bidang atau aktivitas tersebut setengah hati.
Gambar 4.17 Seorang pemuda yang sedang
mengk
hayal dan malas-malasan sambil mengisap
rokok.
Sumber: Repro Image Bank
Selain faktor-faktor yang menjadi pr
asyarat untuk mencapai prestasi,
perlu diwaspadai juga faktor-faktor yang biasanya menjadi penghambat
dalam meraih prestasi, seperti:
1. malas;
2. tidak menentukan tujuan, target, dan langkah-langkah untuk
mencapainya;
3. tidak berdisiplin;
4. mudah patah semangat;
5. gengsi;
Paling tidak ada empat tolok ukur keberhasilan atau prestasi seseorang
dalam hidup, yaitu sebagai berikut.
1. Tolok ukur ilmu pengetahuan (kognitif-IQ)
Tuhan sebenarnya telah menghamparkan ilmu pengetahuan di
dunia ini melalui karya cipta-Nya. Dari langit teratas sampai bumi dan
laut terdalam, dari ujung dunia paling timur sampai ujung utara, selatan,
dan barat, Tuhan menanamkan ilmu baik dalam bentuk manusia, hewan,
alam dan seisinya, tumbuh tumbuhan, dan sebagainya. Tinggal kemauan
manusia saja untuk menggali ilmu-ilmu tersebut karena manusia telah
diberi kelebihan, yaitu akal.
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX SMP
82
Akal diciptakan agar manusia terus-menerus
mencari dan memperluas ilmu pengetahuannya
serta dengan akal manusia menggali potensi diri
agar lebih bernilai martabatnya daripada binatang.
Oleh karena itu, belajar di bangku sekolah
belumlah cukup bagi kamu untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan. Kamu perlu terus menggali
ilmu di manapun dan mengasah otak atau IQ
(Inteligent Quoetient) kamu agar kamu menjadi
orang cerdas secara intelektual yang menguasai
ilmu dengan benar dan mendalam.
Tolok ukur kepintaran otak atau intelektual
seseorang dapat dilihat dari prestasi akademiknya
di sekolah atau di Perguruan Tinggi (PT).
Gambar 4.18 Habibie, si jenius yang membanggakan.
Sumber: Repro Image Bank
2. Tolok ukur sikap dan kepribadian (afektif/EQ)
Sikap atau EQ (Emotional Quoetient/
kecerdasan sikap) dewasa ini sangat dibutuhkan
karena berdasarkan penelitian para ahli bahwa
justru kecerdasan sikap menunjang 80% kesuksesan
hidup manusia, selebihnya baru kecerdasan otak.
Tuhan telah memberi potensi yang baik dan
buruk kepada setiap manusia. Tinggal bagaimana
manusia itu sendiri menggunakan potensinya
tersebut, apakah akan sebaliknya. Potensi yang
baik ini akan terpelihara dengan baik jika bergaul
dengan lingkungan yang positif pula.
Gambar 4.19 Seorang pejabat tinggi yang rendah hati
turun tangan membantu korban bencana.
Sumber: www.kompascybermedia.com
Tolok ukur sikap ini dapat dilihat dari kerendahan hati seseorang,
pandai membawa diri dalam bergaul dengan tetangga, bersikap dan
berperilaku baik atau tidak emosional tetapi rasional, dan tidak suka
pamer walaupun seseorang itu sangat pintar/jenius dan kaya raya.
83
Bab 4 Berprestasi Demi Keunggulan Bangsa
3. Tolok ukur keterampilan (psikomotorik)
Setiap manusia mutlak memiliki keterampilan
dalam hidupnya. Faktanya or ang-orang yang
memiliki keterampilan tinggilah yang dapat
meraih sukses, baik sukses dalam pendidikannya,
dalam bisnis, olahraga, kesenian, maupun
yang lain. Untuk mendapatkan keterampilan
jelas membutuhkan ilmu pengetahuan, kerja
keras untuk mendapatkannya, tidak gengsi,
dan memiliki prinsip hidup yang tegas dan
penuh percaya diri.
Gambar 4.20 Para pekerja di pabrik mobil.
Sumber: www.kompascybermedia.com
Tolok ukur ini mudah dilihat karena berkaitan dengan keahlian
seseorang dalam bidang tertentu, seperti Liem Sioe Liong (pengusaha
sukses), Rudi Chaerudin (jago masak), Ramli dan Biyan (perancang
mode), David Beckham (ahli sepak bola), dan lain-lain.
4. Tolok ukur spiritual
Agama jelas merupakan faktor yang tidak boleh diremehkan. Agama
akan mengarahkan hidup manusia pada kebaikan. Dengan agama manusia
menyadari dirinya adalah ciptaan Tuhan, serta meyakini bahwa dibutuhkan
bekal dalam menggapai kehidupan yang abadi di akhirat kelak setelah
episode hidup di dunia berakhir. Ibadah kepada Tuhan Yang Maha
Esa menjadi kunci penting dari prinsip spiritualitas agar manusia tidak
menggantungkan hidupnya pada manusia lain. Tuhan sebagai pencipta
sekaligus pemelihara alam semesta ini. Manusia sebagai khalifah atau
wakil Tuhan di bumi diberi amanah untuk mengelola alam semesta dan
isinya ini dengan baik.
Tolok ukur ini yang dapat dilihat hanya
ketekunan seseorang dalam beribadah kepada
Tuhan dan kesalehan sosialnya, selebihnya tidak
bisa dinilai kecuali antara seseorang tersebut
dengan Tuhannya. Kesalehan sosial yang
dimaksud, seperti suka beramal/bersedekah,
suka menolong anak yatim, membangun tempat
ibadah, dan lain-lain.
Gambar 4.21 Umat muslim sedang memanjatkan doa.
Sumber: www.kompascybermedia.com
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX SMP
84
CAKRAWALA
“Pelajar SMA Menangkan Festival Film Inggris”
Sasmita Kusumastuti dan Rininta Putri Nugroho dari SMA Tarakanita 1 Jakarta serta
Fatimah Fitri Amatullah dan A Rahmad Taufik dari SMAN 17 Makassar terpilih sebagai
pemenang Presentation Competition Clean & Clear British Film Festival 2005, Boys & Girl.
Atas keberhasilan itu, mereka akan berangkat ke Inggris selama 10 hari sebagai duta film
dan budaya Indonesia bersama sutradara Indonesia terkenal, Riri Riza.
Keempat siswa ini membawa satu film Indonesia yang akan diperkenalkan kepada murid-
murid sebaya mereka untuk selanjutkan melakukan diskusi mengenai komparasi pesan-
pesan atau permasalahan gender dalam film Indonesia dan Inggris. Aktivitas tersebut
diharapkan akan menjadi ajang tukar pikiran dan peningkatan pemahaman antarbudaya
melalui sudut pandang anak muda Inggris dan Indonesia. Para pemenang juga akan
mengunjungi British Film Insti tute, museum, BBC, dan menonton theater.
Sasmita, Rininta, Fatimah, dan Rahmat dinyatakan sebagai pemenang setelah mengalahkan
finalis lainnya dalam grand final yang diselenggarakan di Jakarta, beberapa waktu lalu
Mereka adalah Yosef Pramudyo Noki M dan Ayu Lidya R (SMA 6 Yogyakarta), Jamal Said
Bahasyum dan Yulida Safitri (SMA 5 Malang), serta Ulina dan Shaly (SMA Hang Kesturi
Medan). Festival Film Inggris yang diselenggarakan oleh British Council dan Clean & Clear
ini bertujuan untuk menginformasikan pengertian mengenai gender melalui film media.
Selain itu, untuk mendapatkan informasi mengenai perbandingan gender dan nilai budaya
dalam film Indonesia dan Inggris, di samping menstimulasi kesadaran agar lebih kritis serta
mengangkat sisi toleransi mengenai gender di antara masyarakat muda Indonesia.
Dalam kompetisi ini, kata manager public relations British Council Jakarta, Mona Monika,
peserta diharuskan menulis esai mengenai bagaimana gender direpresentasikan dalam
film Inggris dan Indonesia. Mereka harus memilih satu dari tiga film Indonesia yang terdiri
atas, Mengejar Matahari, 30 Hari Mencari Cinta, dan Arisan, serta dari dua film Inggris:
Bend It Like Beckham dan Billy Eliot.
Pada grand final diberikan waktu 15 menit untuk presentasi dan 20 menit tanya jawab.
Karya tulis dan presentasi dalam bahasa Inggris. Kriteria penjurian, antara lain kemampuan
membawakan presentasi, kemampuan berbahasa Inggris, dan percaya diri. (Republika
Online).
85
Bab 4 Berprestasi Demi Keunggulan Bangsa
Seperti telah kita ketahui bahwa Indonesia sudah sejak kemerdekaan
sampai sekarang, terus melakukan Pembangunan Nasional secara
berkesinambungan. Pelita demi Pelita telah dilalui dan dilaksanakan, tetapi
tujuan pembangunan nasional Indonesia, yaitu tercapainya masyarakat
yang adil, makmur, sejahtera, dan berkeadilan,
masih belum tercapai. Kita dapat menyaksikan
sendiri hampir setiap waktu saudara-saudara kita
masih hidup dalam keterbelakangan pendidikan,
kemiskinan, kekurangan pangan, kekurangan air
bersih, terkena berbagai penyakit yang mematikan,
seperti busung lapar, kurang gizi, malaria, flu
burung, dan sebagainya. Untuk mengatasi dan
segera keluar dari persoalan tersebut dibutuhkan
perhatian yang serius dari pemerintah dan jugs
peran serta seluruh rakyat. Sebagai generasi
penerus bangsa, kamu dituntut untuk perhatian
dan peka melihat kondisi masyarakat seperti itu.
Kita tidak cukup hanya mengasihani mereka, tetapi
juga harus berbuat sesuatu untuk mereka.
Gambar 4.21 Masyarakat miskin rawan terkena
pen
yakit.
Sumber: www.kompascybermedia.com
Jelasnya, bangsa Indonesia dewasa ini sedang membutuhkan orang-
orang yang sanggup bekerja keras dan cerdas serta berprestasi dalam semua
bidang kehidupan sehingga kelak dapat mengatasi masalah-masalah sosial
tadi dengan cepat dan tuntas. Orang-
orang yang berprestasi dibutuhkan,
selain untuk meningkatkan kualitas daya saing SDM kita pada level
internasional juga diharapkan dapat mewarnai khazanah kehidupan
berbangsa dan bernegara. Selanjutnya diharapkan dapat membangkitkan
bangsa Indonesia dari keterpurukan ekonomi, sosial, dan moral.
Lalu, prestasi apa yang dapat disumbangkan olehmu untuk bangsa
dan negara ini? Kita tidak perlu berpikir terlalu jauh untuk memberikan
sumbangsih pada bangsa seperti orang-orang terkenal dan kaya. Apa yang
dapat kita lakukan sekarang dan dalam bidang apapun kita beraktivitas
atau bekerja maka lakukanlah yang terbaik demi masa depan kita sendiri
dan orang-orang yang membutuhkan tenaga, pikiran, keahlian, dan
kemampuanmu di sekitar lingkungan tempat tinggalmu. Hal itu sudah
cukup sebagai bagian peran serta kita dalam pembangunan. Alangkah lebih
baiknya, dengan keahlian dan bakat yang kita miliki, dapat menorehkan
‘tinta emas’ prestasi pada tingkat yang lebih tinggi lagi, yaitu pada
tingkat internasional dan dunia. Sekali lagi, bangsa ini sekarang sedang
membutuhkan karya-karya dan prestasi-prestasi terbaik yang lahir dari
anak bangsanya sendiri.
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX SMP
86
UJI KOMPETENSI
RANGKUMAN
1. Berprestasi dapat diraih oleh siapapun dalam bidang
apapun.
2. Bangsa Indonesia dewasa ini sedang membutuhkan orang
orang yang berprestasi dalam segala bidang untuk membawa
Indonesia bangkit dari keterpurukan.
3. Meraih prestasi tidaklah sulit asal kita mengetahui faktor-
faktor yang menjadi prasyarat tercapainya prestasi dan
menghindarkan diri dari faktor-faktor yang dapat menghambat
gagalnya mencapai prestasi.
4. Galilah seoptimal mungkin potensi yang ada dalam dirimu,
arahkan sesuai minatmu, dan tekuni aktivitas tersebut secara
terus-menerus secara mendalam sampai kamu menjadi ahli
atau pakar pada bidang yang kamu geluti tersebut.
Kerjakan soal-soal berikut ini di buku tugasmu!
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (x) pada
huruf a, b
, c, atau d!
1.
Prestasi dapat diraih dengan cara ....
a.
bersantai
c. gengsi
b. bekerja keras dan cerdas
d. tidak fokus
2. Dalam meraih prestasi sebaiknya kita ....
a. fokus pada satu bidang
b. mengetahui garis besarnya saja
c. menguasai beberapa bidang
d. menguasai sekadarnya
3. Jika seseorang berprestasi tinggi di bidang sains sekaligus rendah hati atas
prestasinya tersebut maka orang tersebut bisa dikategorikan sudah cerdas secara
....
a. intelektual
c. emosional
b. spiritual
d. psikomotrik
87
Bab 4 Berprestasi Demi Keunggulan Bangsa
4. Tokoh dari Indonesia yang berprestasi di dunia dalam bidang kedirgantaraan
adalah....
a. Soeharto
c. Soekarno
b. B.J. Habibie
d. Susilo Bambang Yudhoyono
5. “Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat
, bangsa, dan negaranya” adalah isi
dari ... UUD 1945.
a. Pasal 27 (2)
c. Pasal 28C (2)
b. Pasal 28C (1)
d. Pasal 28F
6. Kalau seorang siswa menjuarai lomba cerdas cermat menunjukkan bahwa orang
tersebut baru berprestasi/cerdas secara ....
a. intelektual
c. emosional
b. spiritual
d. psikomotrik
7. Prasyarat untuk meraih prestasi
di antaranya sebagai berikut, kecuali ....
a. tidak mudah patah semangat alias gigih;
b. tidak disiplin
c. melakukan pekerjaan atau aktivitas dengan sepenuh hati
d. berlatih terus-menerus, mengasah kemampuan;
8. Faktor yang kerapkali menghamba
t seseorang dalam meraih prestasi adalah sebagai
berikut, kecuali ....
a. gengsi
c. merasa pandai
b. malas
d. tawakal
9.
Prestasi hanya dapat diraih dengan ....
a.
mengusahakan dengan segala cara
b. cita-cita
c. kerja keras
d. modal yang banyak
10.
Selain pandai menyanyi, ternyata Joshua selalu menjadi ranking satu di sekolahnya.
Dalam hal ini Joshua mempunyai kecerdasan ....
a.
cerdas bahasa dan cerdas musik
b. cerdas musik dan cerdas alam
c.
cerdas tubuh dan cerdas bahasa
d. cerdas musik dan cerdas matematika/logika
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX SMP
88
TUGAS
Carilah istilah-istilah berikut di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau Kamus
Administrasi Negara! Salinlah ke dalam buku tugasmu!
Kognitif : ...................................................................................................................
.............
Afektif : ....................................................................................................................
............
Psikomotorik : ...............................................................................................................
.................
Khazanah : ...................................................................................................................
.............
Komitmen : ...................................................................................................................
.............
Kolektif : ...................................................................................................................
.............
Otoritatif : .................................................................................................................
...............
Permisif : ...................................................................................................................
.............
Otoriter : ...................................................................................................................
.............
KEGIATAN
1. Carilah artikel dan foto di surat kabar atau majalah tentang orang-orang berprestasi
di Indonesia atau di dunia dalam bidang apapun yang kamu kagumi. Berilah komentar atas
prestasi yang telah diraih olehnya, serta ceritakan pula bagaimana sejarah dan
perjuangan
orang tersebut sebelum meraih prestasi!
2 . Buatlah sebuah proposal sederhana yang di dalamnya berisi tujuan atau prestasi yang
ingin kamu raih. Setelah ditetapkan tujuannya, tentukan targetnya (berapa lama prestasi
tersebut akan diraih). Buat target tersebut dalam bentuk time schedule hai per
hari atau per minggu. Tentukan langkah demi langka
h/strategi untuk mencapainya. Siapkan
prasarana untuk meraih prestasi tersebut.
Kini aktivitas tersebut siap dijalankan. Setelah
dijalankan, lakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap aktivitas atau prestasi
yang hendak kamu raih tersebut. Apakah ada penyimpangan dari target sehingga
prestasi gagal
dicapai atau bagaimana. Libatkan orang tua atau temanmu dalam
melakukan ev
aluasi tersebut.
B. Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat!
1. Mengapa berprestasi itu sangat penting?
2.
Mengapa bangsa Indonesia tidak banyak melahirkan orang-orang yang ber-
prestasi?
3. Prestasi apa yang dapat kita berikan kepada bangsa dan negara?
4. Faktor-faktor apa saja yang biasanya menghambat seseorang dalam meraih
prestasi?
5. Faktor-faktor apa saja yang dapat menunjang seseorang dalam meraih prestasi?
89
Evaluasi Semester 2
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (X) pada
huruf a, b, c, atau d!
1.
Globalisasi generasi kedua disebut juga globalisasi ....
a. antarnegara
c. antarindividu
b. antarperusahaan
d. antarlembaga
2. Runtuhnya Tembok Berlin, maraknya internet, dan blogging merupakan ciri
globalisasi ....
a.
antarnegara
c. generasi ketiga
b. generasi kedua
d. generasi keempat
3. Pesawat CN-235 produksi IPTN merupakan salah satu pengaruh globalisasi di
bidang ....
a. sains-teknologi
c.
sosial
b. agama
d. hukum
4. Hubungan suatu negara dengan banyak negara disebut ....
a. bikameral
c. trilateral
b. bilateral
d.
multilateral
5. Politik luar negeri Indonesia mempunyai prinsip ....
a. bebas tanpa batas
c. bebas bertanggung jawab
b. bebas dan aktif
d. aktif dan positif
6. Organisasi lingkungan hidup internasional salah satunya yang terkenal adalah ....
a. Greenpeace
c. W
alhi
b. Kontras
d. ICW
7.
Government to government merupakan istilah yang menunjukkan hubungan ....
a. antarpemerintah
c. antar-LSM
b. antarkepolisian
d. antarorganisasi internasional
8. “Segala bentuk penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan....” merupakan bunyi dari ....
a. UUD 45 Pasal 1 (1)
c. UUD 45 Pasal 2 (1)
b. Batang Tubuh UUD 1945
d. Pembukaan UUD 1945
9. Organisasi negara-negara pengekspor minyak adalah ....
a. ASEAN
c. OPEC
b. GNB
d. IMF
EVALUASI SEMESTER 2
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX SMP
90
10. Konsep 3C bertujuan agar anak belajar dengan menyenangkan sehingga bisa
berprestasi. Konsep 3C terdiri atas ....
a. children, content, context
b. content, communication, coordination
c. children, communcation, context
d. context, communication, coordination
11. Menurut DR. M. Enoch Markum, pola asuh yang tepat agar anak berprestasi adalah
memakai pola ....
a. permisif
c. otoriter
b. otoritatif
d. kondusif
12. Konsep kecerdasan majemuk dikemukakan oleh ....
a. Arief Rachman
c. M. Enoch Markum
b. Dadang Hawari
d. Andyda Meilala
13. Di Jepang, istilah koyoiku mama mengandung arti ....
a. ayah pendidik
c. ibu pendidik
b. guru pendidik
d. or
ang tua pendidik
14. “Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya” merupakan
bunyi UUD 1945 ....
a.
Pasal 27 (1)
c.
Pasal 29 (1)
b. Pasal 28A
d. Pasal 30 (2)
15. Dalam suatu pembelajaran, aspek kognitif disamakan dengan ....
a. pengetahuan
c. sikap
b. keterampilan
d. kecerdasan
16. Buku The World is Flat ditulis oleh ....
a. Mac Iver
c. Roger H. Soltau
b. Thomas L. Friedman
d. Plato
17. M
engambil data atau gambar dari internet dilakukan dengan cara ....
a. chatting
c. blogg
b. e-mail
d. download
18. Komunikasi tertulis via internet an
tara satu orang dengan orang lain disebut ....
a. chatting
c. blogg
b. e-mail
d. do
wnload
19. Undang-Undang No. 5 Tahun 1983 adalah undang-undang tentang ....
a. Zona Ekonomi Eksklusif c. Kelautan
b. Perikanan
d. Perhubungan Laut
91
Evaluasi Semester 2
20. Pencetus gagasan tentang kecerdasan majemuk (Multiple Intelegence) adalah ....
a. Mac Iver
c. Roger H. Soltau
b. Howard Gardner
d. Thomas L. Friedman
B.
Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat!
1. Apa yang menjadi ciri-ciri globalisasi? Jelaskan!
2.
Apa pendapatmu soal artikel yang terdapat dalam rubrik “Cakrawala”,
Kompetisi Dibangun Sejak Dini, pada halaman 77?
3. Apa pendapatmu soal artikel yang terdapat dalam rubrik ”Cakrawala” Pelajar
SMA Menangkan Festival Film Inggris, pada halaman 84?
4. Apa yang dimaksud kecerdasan majemuk? Jelaskan!
5. Mengapa kecerdasan sikap (EQ) sangat menentukan kesuksesan hidup
seseorang?
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX SMP
92
A. BUKU
Atmosudirjo, Prayudi. 1998. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Kansil, C.S.T. 1999. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Balai Pustaka. Eko Prasetyo. 2001. Hak
Asasi Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kusnadi, Moh. dan Homily Ibrahim. 1988. Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta:
Pusat Studi Hukum Tata Negara, Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan Sinar
Bakti.
Latief, Abdul. 2005. Hukum dan Peraturan Kebijaksanaan (Beleidsregel) pada Pemerintahan
Daerah. Yogyakarta: UII Press.
Manan, Bagir. 2003. DPR, DPD, dan MPR dalam UUD 1945 Baru. Jakarta: UII Press.
Pasha, Mustafa Kamal. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Citra Karsa
Mandiri.
Simorangkir, J.C.T. 1984. Penetapan Undang-Undang Dasar Dilihat Dari Segi Ilmu Hukum Tata
Negara Indonesia. Jakarta: Gunung Agung.
Soekanto, Soerjono. 1981. Kedudukan dan Persamaan Hukum di Indonesia. Jakarta: Kurnia
Esa.
Sotami, Siti. A. 1985. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum. Jakarta: Kurnia.
Tim ICCE UIN Jakarta. 2000. Pendidikan Kewargaan: Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan
Masyarakat Madani. Jakarta: Prenada Media.
Widarta. 2001. Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah. Y
ogyakarta: Lapera Pustaka Utama. Wheare,
K.C. 2003. Konstitusi-Konstitusi Modern. Surabaya: Pustaka Eureka.
B. Perundang-Undangan
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Hasil Amandemen.
2. Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik. Bandung: Citra
Umbara.
3. Undang-Undang RI Nomor 32 tentang Penyiaran. Bandung: Umbara.
4. Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Bandung: Citra
Umbara.
5. Undang-Undang RI Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat
di Muka Umum. Jakarta: Sinar Grafika.
6. Undang-Undang RI Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Jakarta: Sinar
Grafika.
7. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta:
Sinar Grafika.
8. Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2002 tentang Pemilihan Umum. Jakarta:
Mini Jaya A
badi.
C. MEDIA MASSA
Fisik@net, Forum Keadilan, Indomedia.com, Kompas, Kompas.com, PikiranRakyat.com, Pikiran
Rakyat, Republika online, Tempo Interaktif. Tempo, Tribun Jabar, dan beberapa situs internet
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
93
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX SMP
Area : wilayah,
daerah
Kontribusi : sumbangsih
Negara
: organisasi terbesar yang menghimpun rakyat dan kehendak rakyat
Konstitutif
: telah terpenuhinya sy
arat-syarat
utama/pokok secara konstitusional
deklaratif
: syarat tambahan y
ang bersifat pemberitahuan kepada masyarakat
internasional
konvensi
: peraturan tidak tertulis, hasil kesepakatan bersama
de facto
: berdasarkan fakta/bukti
de jure
: berdasarkan hokum/yuridis
KNIP :
lembaga
semen
tara sebelum terbentuknya parlemen/DPR pada tahun
1945
transnasional
: lintas bangsa
terorisme
: istilah suatu gerakan/perbuatan meneror, merusak, mengancam ke-
amanan
asusila
: tidak bermoral
globalisasi
: proses yang bersifat mendunia
nonformal
: tidak resmi
ZEE
: wilayah ekonomi yang diukur dari 200 mil laut yang diukur dari
garis pangkal laut wilayah Indonesia
TNI
: organisasi tertinggi yang menghimpun kekuatan militer untuk pertah-
anan dan keamanan negara
NAD
: sebutan Propinsi Aceh setelah dijadikan sebagai wilayah otonomi
khusus
provokasi
: tindakan memancing/menantang
eksodus
: masyarakat yang ke luar wila
yahnya secara besar-besaran karena
suatu sebab
separatisme : gerak
an pemisahan wilayah/negara
Otda
: istilah kewenangan daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri
BPD
: Badan Perwakilan Daerah, semacam DPRD atau lembaga perwakilan
di tingkat desa kebijakan publik: kebijakan-kebijakan pemerintah
yang menyangkut kepentingan masyarakat
anarki
: kacau-balau, sewenang-wenang
IT
: information technology, istilah untuk teknologi informasi
tren
: kecenderungan, mode
GLOSARIUM
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX SMP
94
Internet
: perangkat atau media informasi berbasis satelit yang berkonektivitas
Outsourcing
: maklon, menyerahkan pekerjaan ke luar/ke pihak lain
: istilah surat yang dikirim via internet
bilateral
: hubungan suatu negara dengan satu negara lain
multilateral
: hubungan suatu
negara dengan beberapa negara lain
inovasi
: penemuan baru
kompetitif
: semangat bersaing
Greenpeace
: organisasi nirlaba/LSM dunia yang bergerak di bidang penyelamatan
lingkungan hidup
G to G
: hubungan antara pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara
lain
logika
: berlandaskan akal, otak, pikiran
visual
: terlihat/tampak nyata oleh mata
linguistik
: ilmu yang berhubungan dengan tata bahasa
naturalis
: bersifat alami
interpersonal
: hubungan seseorang dengan orang lain
intrapersonal
: hubungan seseorang dengan diri sendiri/pemahaman terhadap diri
sendiri
spiritual
: istilah yang berkaitan dengan keagamaan
on line
: langsung tersambung, sedang mengudara
otoriter : semena-mena
otoritatif
: menerapkan kendali, memberi ruang untuk berkembang
permissive
: serba boleh, serba bebas
profesional
: ahli/pakar dalam suatu bidang
pornografi
: istilah untuk gambar-gambar jorok, mengumbar aurat
95
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX SMP
INDEKS
A
agresi 1, 12, 56
akses 80
ancaman dari dalam
1, 7, 10, 17
ancaman dari luar
10, 11, 12
B
bela negara
1, 8, 14, 16, 17, 21
berdaulat 3, 6, 11, 17
bilateral 49
D
daerah 6, 14, 25, 33, 44, 74, 93
daerah ot
onom
23, 25, 27, 41
de fac
to 7, 93
de jur
e 7, 93
dek
laratif
3, 93
demokrasi
23, 25, 29, 31, 34, 38, 53, 58
demokratis
24, 37, 39, 57, 68
diplomasi 56
disint
egrasi
17
DPRD 21, 22, 27, 28, 30, 33, 36, 38
E
efektif 14, 66, 68, 69
eksekutif 6, 30, 32
eksist
ensi 73
F
fiskal 26
G
globalisasi 8, 17, 49, 51, 57
H
hak asasi 32, 57
hukum 3, 5, 24, 31, 38, 80
I
ideologi 10, 16, 51, 53
Indonesia 3, 7, 24, 35, 55, 77
internet 3, 51, 52, 53, 59
intervensi 16, 56
K
kebijakan 10, 21, 23, 27, 33
kebijakan publik 32, 33, 34, 38
kedaulatan 1, 4, 6, 9, 11, 12, 17
kompetisi 34, 51, 52, 53, 77, 78
konflik 55
konstitutif 3
kreatif 57
kritis 84
L
legislatif 6, 7, 26, 32, 33
M
manajemen 57
martabat
32
modern 8, 23, 67, 74
moneter 26
motivasi
77, 78, 80
N
Negara 3, 7, 10, 11, 15, 24, 29, 56
O
orde baru 13, 23, 41
organisasi 3, 6, 13, 15, 17, 24, 36, 54, 55
ot
onomi 21, 23, 26, 37, 39
ot
onomi daerah
21, 25, 32, 37, 39
P
pajak 7, 8, 21, 32
partisipasi 1, 3, 21, 32, 38
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX SMP
96
PBB 5, 16, 55
pembelajaran 14, 66
pemerintah 1, 7, 21, 33, 41, 67
pemerintah daerah 21, 24, 29, 37, 41
pemerintah pusat
21, 23, 38, 41
penalaran 70, 71
pendidikan 40, 57, 67, 71, 80
politik 8, 12, 55, 56
potensi 3, 11, 35, 59, 65, 77
Prestasi 63, 65, 67, 72
profesi 67
pr
ofesional 12, 41, 57, 75
publik 21, 26, 32, 34, 39
R
rakyat
3, 6, 9, 13, 14, 35, 79
rak
yat semesta
8, 9, 14
rasional 70, 82
reformasi 15
retribusi 26
S
selektif 59
semesta 8, 9, 14, 17, 73, 83
staat 3
stabilitas 12
state
3
swada
ya 36
T
teknis 31
t
elekomunikasi 51, 54, 57
teritorial 5, 6, 11
transparan 37, 57
W
wawasan
37, 75
wila
yah
2, 4, 5, 7, 11, 21
Y
yudikatif
6
97
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX SMP
C ATATA N
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX SMP
98
C ATATA N
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________